Perfect World Online - Sword Welcome to My World: Final Fantasy X Story Episode 1

Sabtu, 10 September 2011

Final Fantasy X Story Episode 1



Ini cerita final fantasy original buatan gua sendiri gua buat berdasarkan cerita di game Ps 2 yang pernah gua tamantin tapi ini pertama kalinya gua buat cerita di luar tugas bahasa indonesia jadi kalo ad yang kurang koment please ^^.
===========================================
     
 
        Listen to my story! Namaku Tidus, Aku adalah seorang pemain blitzball di sebuah tim di Zanarkand, sebuah kota di spira yang bernama Zanarkand Abes. Aku mempunyai seorang ayah yang bernama Jecht, dia dulu juga adalah seorang pemain blitzball sama sepertiku yang sekarang entah kemana. Blitzball adalah permainan bola dengan menggunakan air sebagai lapangannya dan berbentuk bulat. 


     Aku adalah pemain yang cukup terkenal, sampai-sampai sebelum Aku bertanding Aku dihadang oleh penggemarku yang cukup banyak. Hari ini Aku akan bertanding melawan salah satu tim kuat di Zanarkand. Aku dan tim ku berusaha sangat keras, tetapi mereka sangat kuat. Aku mempunyai teknik yang sangat kuat untuk melawan mereka. Saat Aku akan melakukan teknik itu Aku di tembak oleh sesuatu seperti cahaya dari luar, dan Aku melihat monster yang sangat besar dan mengerikan.
                Saat tersadar Aku sudah berada di bawah arena blitzball,dan semua orang sibuk melarikan diri dan aku melihat monster yang sangat besar dan mengerikan. ”Apa yang terjadi?”. Di saat itu Aku didatangi oleh seseorang dengan jubah merah, dan dia berkata, ”Ikut denganku!”. “Siapa kau?” tanyaku dengan heran dengan memegang kepalaku yang agak pusing, “Sudah jangan bantah cepat ikut dengan ku, aku adalah teman Ayahmu, jecht. Namaku auron.” Jawabnya. Akhirnya aku ikut dengannya tetapi bukannya kami berjalan menjauhi monster mengerikan itu malah berjalan mendekati monster itu, yang terus menghancurkan kota. “Monster apa itu?”tanya ku. “Itu adalah Sin.” jawabnya dengan tenang. Tiba-tiba saat kami berada di jembatan  Sin menembakan sesuatu yang aneh ke depan kami. “Benda apa itu?!” gumamku.
Tiba tiba benda yang berbentuk seperti bola itu berubah menjadi monster bersayap, lalu Auron mengeluarkan dua pedang dan memberikan salah satunya yang lebih kecil kepadaku, ”gunakan ini, ini pedang dari Ayahmu”. Lalu kami bertarung melawan monster tersebut dan berusaha menerobos jalan, setelah melewatinya tiba-tiba dari dalam tanah muncul monster lainya seperti bunga yang aneh, “benda apa ini?” tanyaku, “itu adalah sinspawn, bagian dari sin.” Karena tiba-tiba kami di kepung dari belakang terpaksa kami bertarung melawan mereka semua, Kami bertarung dengan keras, Auron melawan sinspawn, dan Aku melawan monster lain yang mengepung kami. Lalu Auron menggunakan jurusnya Dragon Fang yang dapat mengeluarkan api dari dalam tanah dengan menancapkan pedangnya ke dalam tanah, yang dapat mengalahkan semua monster itu, “Wow, kau sangat kuat” ujarku dengan kagum. Namun jurus itu menguras cukup banyak tenaganya karena ia harus melawan banyak monster.
Anehnya monster itu tidak berkurang karena Sin terus menembakan monster itu dari tubuhnya akhirnya Auron memutuskan untuk meledakan truk minyak yang tersangkut di pinggir jembatan, “Hancurkan sambungan truk itu agar minyak jatuh ke tanah!” perintah Auron. “tetapi kalau itu dilakukan akan...” jawabku denagn ragu, “tidak usah banyak tanya anak cengeng lakukan saja, Aku tahu apa yang aku lakukan.” Ujarnya. Aku pun langsung berusaha menghancurkan sambungan truk itu sementara Auro menahan monster-monster itu. Akhirnya minyak tersebut jatuh dan “Buummmmm.....” kami berusaha lari ke seberang jembatan sementara jembatan tersebut hancur dari belakangku, saat aku hampir sampai tiba-tiba jembatan yang akan ku injak hancur, ternnyata ledakan itu lebih cepat dari Aku berlari, saat aku hampir jatuh aku dipegang oleh Auron. Tetapi entah sejak kapan tiba-tiba Sin sudah berada di atas kami dan menyerap segala yang ada di bawahnya, dengan tenang Auron terserap ke dalam Sin bersamaku ”Sudah waktunya?” ujar Auron dengan santainya menatap ke Sin entah kepada siapa dia bekata. And the Story begin!
                Saat tersadar Aku sudah berada di sebuah runtuhan kuil yang entah apa namanya,”Dimana Aku, di mana Auron?” sambil memegang keplaku yang agak pusing dan Aku melihat sekeliling sepertinya Aku berada di tengah pulau. Lalu Aku memutuskan untuk mendekati kuil yang cukup besar itu, untuk masuk ke dalam kuil itu Aku harus menyebrangi jembatan yang cukup tinggi dan dibawahnya terdapat air. Saat Aku sampai di tengah jembatan tiba-tiba jembatan itu runtuh tidak sempat untuk lari akhirnya Akupun ikut jatuh bersama runtuhnya jembatan itu kedalam air. Dengan cepat Aku keluar ke permukaan air untuk mengambil nafas karena Aku jatuh tiba-tiba dan tidak sempat mengambil nafas.
                Namun tiba-tiba Aku diserang oleh tiga ekor monster seperti ikan, untung Aku masih membawa pedang yang diberikan oleh Auron, Aku bertarung melawan ketiga monster tersebut dengan cukup mudah saat Aku sudah mengalahkan dua dari mereka tiba-tiba datang seekor monster yang besar, aneh, dan memiliki kantung di dadanya. Monster besar itu menelan satu monster ikan yang belum kukalahkan, ternyata  monster itu bukan monster yang baik, dia juga ingin menelan ku namun Aku melaawan dengan sekuat tenaga, karena dia sangat kuat Akupun berenang lari darinya aku menemukan celah kecil ke dalam kuil tersebut yang dapat kulalui dan tidak dapat dilalui oleh monster tersebut, Aku berusaha memasuki celah tersebut dan Aku berhasil masuk dan monster itu menabrak celah tersebut. Tetapi monster itu menyerap air dengan kuat dan menarik apapun yang ada di depannya untungnya Aku masih sempat untuk berenang masuk dan menghindari hisapan monster tersebut,”Huh, hampir saja.” Gumamku dengan menarik nafas lelah.
                Aku berjalan ke dalam kuil itu yang sudah lama tidak di datangi oleh orang, begitu kusam, kosong. Di sana Aku duduk mengambil nafas karena lelah dikejar oleh monster besar tadi, setelah beberapa saat Aku mulai merasa udara sangat dingin dan Aku berjalan ke seluruh bagian kuil itu berharap ada sesuatu untuk membuat api, setelah beberapa saat Aku menemukan batu yang mungkin dapat menciptakan api dan sebuah karagan bunga dan kayu kering yang mungkin dapat dibakar untuk menghangatkan diri. Aku kembali ke tempat awal yang menurutku paling pantas untuk membuat api.  Aku membuat api dari batu dan membakar bunga dan kayu yang kutemukan tadi, aku berhasil menyalakan api untuk menghangatkan diri karena hangat dan tenangnya Aku sampai ketiduran Aku bermimpi masa kecilku yang buruk karena sepertinya Aku tidak dihiraukan oleh Ayah dan Ibuku, sehingga Aku selalu merasa kesepian dan sering disebut anak cengeng oleh Ayahku sendiri, Jecht.
                Aku terbangun tiba-tiba karena Aku mendengar suara yang aneh seperti ada sesuatu di dalam kuil tersebut, karena suasana di kuil tersebut sangat sunyi sehingga saat Aku mendegar suara sedikit saja akan langsung terdenggar. Aku langsung berdiri dengan siaga sambil memegang pedang. Aku mencoba menutup mata, mencoba mendengarkan di mana monster itu, karena Aku sudah tahu bahwa itu adalah monster. Tiba-tiba monster itu menerjang dari belakang, dengan reflek Aku menghindar dan menyerangnya dari samping, monster itu berbentuk sepert kadal yang cukup besar, Aku bertarung melawan monster itu cukup lama karena gerakannya yang cukup lincah dan cukup kuat. Sampai ada sesuatu yang mendobrak dinding bagian lain kuil dan masuk beberapa orang dengan pakaian besi, mereka terdiri dari satu wanita dan empat pria, kukira wanita tersebut adalah pemimpin dari mereka ”Siapa mereka?!”, gumamku. Ternyata wanita itu langsung membantuku melawan monster itu, dia menggunakan senjata seperti cakar yang dipasang di tangannya dan wanita itu juga menggunakan granat untuk menyerang dan untuk mempermudah menyerang monster itu karena jika monster itu terkena garanat itu dia akan tersentak dan itu cukup untuk menyerangnya. Karena pertarungan ini dibantu oleh wanita ini akhirnya kami dapat memenagkan pertarungan ini dengan mudah dan mengalahkan monster itu dengan mudah.
                Aku menarik nafas lega”huh..”. tetapi tiba-tiba Aku dikepung oleh mereka. Dan mereka berkata dengan bahasa yang tidak Aku mengerti. Lalu, wanita itu menarikku agar Aku ikut dengannya karena Aku tidak mengerti apa yang mereka katakan Aku mencoba untuk sedikit melawan tetapi dengan seketika wanita itu memukul perutku dengan keras sampai Aku jatuh pingsan dan mereka membawa ku entah kemana.
                Tersadar Aku sudah ada di dek sebuah kapal, itu adalah kapal orang-orang yang menyelamatkanku atau mungkin malah menagkapku. Lalu dari dalam kapal keluar beberapa orang yang tiba-tiba membawaku ke dalam, pikirku mungkin mereka akan membawaku kepada pimpinan mereka.
Benar saja, saat Aku masuk ke dalam Aku langsung dipertemukan dengan pimpinan mereka. Tetapi Aku tidak bisa mengerti apa yang dikatakannya karena mereka menggunakan bahasa yang tidak Aku mengerti jadi Aku hanya bisa diam, namun wanita yang menolongku menerjemahkan apa yang dikatakan pimpinan mereka yang ternyata adalah kakak nya, ”Kakakku berkata bahwa kau boleh tinggal di kapal ini asalkan kau mau membantu kami dalam menjalankan misi, bagaimana menurutmu?” kata wanita itu. “ Baiklah.”  jawabku karena kukira Aku sudah tidak punya pilihan lain lagi. Tetapi Aku tidak tinggal di dalam kapal melainkan di dek kapal,  Aku langsung istirahat di sana. Sesaat setelah Aku istirahat seorang wanita yang menyelamatkanku dan membawaku ke kapal ini memanggilku, “ Hei, siapa namamu?” dia bertanya padaku, “pertama kau harus memberitahu namamu sebelum bertanya pada seseorang, siapa namamu?” tanya ku kembali, ” Itu tidak penting, ayo kita ada tugas.” Jawabnya. “Kemana kita akan pergi” tanyaku dengan heran, “Kita akan memeriksa bangkai kapal yang sudah tenggelam.” Jawabnya.
                Lalu kami berdua bersiap untuk menyelam dan kamipun menyelam ke dalam lau yang cukup dalam. Setelah cukup lama menyelam kami melihat bangkai kapal yang sangat besar, kami langsung masuk dan memeriksa semua bagian kapal, dan semua itu tidak berjalan dengan lancar tiba-tiba saat kami masuk suatu ruangan di kapal tersebut kami di hadang oleh segerombol monster berbentuk ikan, namun kami dapat menanganinya dengan mudah karena wanita yang menemaniku membawa granat dan langsung meledakan mereka semua. Penelusuran kami lanjutkan dan sampai di tempat kemudi kapal wanita itu menemukan sesuatu mungkin dokumen yang penting bagi mereka. Mungkin karena sepertinya dia sudah menemukan yang ia cari jadi kami memutuskan untuk keluar, kembali kekapal namun tiba tiba kami dihadang oleh monster seperti cumi-cumi.  Karena hanya ada satu jalan keluar jadi kami terpaksa melawannya, namun itu tidak mudah karena monster itu mempunyai sepuluh tentakel dan juga karena kami bertarung di air itu jadi bertambah sulit saat Aku ingin menyeragnya dia menahannya dengan tentakelnya dan menyerangku dengan tentakel lainnya. “Bagaimana Aku akan mengalahkannya?” Kataku dalam hati.

Monster itu sangat kuat  dan sangat lincah karena dia berbentuk seperti cumi-cumi, saat wanita ini akan melempar granatnya dia selalu menghindar dan bersembunyi di belakang tiang ruang tersebut dan tiba-tiba menyerang kami dengan menabrakkan tubuhnya. “sepertinya tidak ada cara lain selain menjebaknya” pikirku. Karena dia selalu bersembunyi ke belakang tiang, Aku memutuskan untuk menjebaknya di tiang itu. Aku meminjam granat wanita itu dan menipu monster itu dengan berpura” melempar granat itu, padahal granat itu tidak ku aktifkan, monster itu pun langsung bersembunyi ke belakang tiang itu. Karena ku pikir jika melarikan diri pun akan tetap dikejar monster itu, dengan cepat Aku menyuruh wanita itu menghampiri monster itu ke arah yang berbeda dengan arahku sehingga kami dapat mengepungnya. Kami langsung menyerangnya dari kedua arah, monsteriitu mencoba melawan namun tidak bisa karena dia sudah di kepung oleh kami. Saat monster itu cukup lemah wanita itu melempar granat ke arahnya dan Kami pergi meninggalkanya, akhirnya kami berhassil mengalahkannya. Bergegas kami ke permukaan air karena oksigen hampir habis dan sudah cukup lelah. Kami naik ke kapal dan beristirahat, “huuh... melelahkan” ujarku sambil merebahkan diri, wanita tadi masuk ke dalam kapal. Aku mencoba mengikutinya ke dalam kapal tapi dijaga oleh pengawal dan Aku tidak boleh masuk.

                Beberapa saat kemudian Aku mencoba beristirahat tetapi tidak bisa karena menyadari bahwa Aku lapar tapi kemudian wanita tadi keluar dengan membawa makanan untukku. “ Ini...” ujarnya sambil tersenyum dan memberi makanan itu kepadaku, “ Namaku Rikku.”,  “namaku Tidus” sambil makan kamipun berckap. “ Terimakasih telah membantu kami tadi itu pertarungan yang bagus, oh iya kamu berasal dari mana? Dan kenapa kau ada di kuil itu?” tanya Rikku padaku. “ Aku berasal dari Zanarkand, pemain blitzball dari tim zanarkand abes, dan Aku berada di kuil itu karena Sin” jawabku dengan bangga. “ Zanarkand?” tanya nya padaku denga heran. “ Iya memangnya kenapa?” jawabku. “ Kau pasti sakit, kau terkena racun Sin karena kau terlalu dekat dengannya, Kami akan membawamu ke Luca di sana mungkin ada yang bisa membantumu dan di sana ada blitzball.” Dia menjawab seolah tidak percaya. “ Apa maksudmu bahwa Aku sakit?” Tanyaku padanya. “ Zanarkand adalah kota yang sudah hancur seribu tahun yang lalu, tolong jangan beritahu ini pada siapapun, ok?” jawabnya dengan ekspresi sedih. “ Hahaha... kau pasti bercanda.” Setelah itu dia masuk ke dalam kapal. Aku pun selesai makan, namun tiba-tiba kapal berguncang dengan keras dan orang-orang yang ada di dalam kapal pun keluar dan memeriksa apa yang sedang terjadi. “ SIN” Seorang awak kapal berteriak bahwa ada sin yang berada dekat sekali dengan kapal akupun terkejut ” Apa?” Sin membuat kapal bergoyang sekali lagi dan Akupun tidak dapat dapat mengendalikan diri karena kapal bergoyang hingga miriing. Aku mencoba bertahan di kapal dan orang-orang itu berusaha menyerang Sin namun itu semua akan percuma. Sin menyerang kapal berkali-kali dan akhirnya Aku terjatuh ke dalam laut “ Tidus...!” Rikku berteriak

To be continue...
=========================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar