Perfect World Online - Sword Welcome to My World: Final Fantasy X Story Episode 2

Senin, 19 September 2011

Final Fantasy X Story Episode 2

          Aku tidak tau berada di mana, “Apakah Aku masih hidup? Di mana ini?” Aku pikir mungkin Aku sudah mati, sampai tiba-tiba suatu benda mengenai kepalaku. Aku mencoba untuk bangun dan dengan memegang kepala karena sesuatu itu mengenaiku cukup keras, lalu Aku coba buka mata ternyata Aku ada di pantai dan benda yang mengenaiku tadi ternyata adalah “Blitzball!”Aku merasa sangat senang, di tepi pantai ada beberapa orang pria yang mengarahkan bola itu kepadaku mungkin mereka adalah  pemain blitzball “Hei, kau baik-baik saja?” Teriak salah seorang dari mereka. Karena senang nya Aku langsung mengambil bola itu dan menendang nya dengan keras ke arah mereka.
Dengan cepat Aku langsung berenang ke arah mereka, mereka menerima bola yang ku tendang dengan keras tersebut. “ Hei, kau cukup hebat apa Kau pemain blitzball? Aku wakka kapten dari Besaid Aurochs. Dan kenapa kau berada di sana?” Tanya seorang dari mereka, Aku lupa dengan yang dikatakan Rikku untuk tidak bilang pada siapapun kalau Aku berasal dari Zanarkand. “Ya,  Aku Tidus kapten dari tim Zanarkand Abes, Aku berada di sana mungkin karena terakhir kali Aku di serang Sin dan entah bagaimana caranya Aku bisa ada di sini, ini di mana?” Jawabku. Mereka terdiam dengan ekspresi aneh, “ Kau ada di pulau Besaid, Kau pasti terlalu dekat dengan Sin dan kau terkena racun dari Sin, yah itu tidak penting ayo ikut Kami ke desa.” Ujar Wakka. Di jalan ke desa Kami semua bercakap-cakap “Kami akan pergi ke Luca, dan akan bertanding blitzball di sana, apa kau mau bergabung ke tim kami?”Ujar Wakka kepadaku, “Ya, Aku akan senang dengan itu.” Jawabku dengan senang, saat Wakka jalan di depan agak jauh anggota tim yang lain berkata, “Wakka akan keluar dari Besaid Aurochs setelah bertanding di Luca karena kami tidak pernah menang selama sepuluh tahun. ”Ujar Datto dengan sedikit berbisik. “Kalau begitu kita harus menang, kita harus memberi kesan terbaik kepada Wakka menang adalah pilihan dan kita harus berusaha untuk menang, hihihi.”
Kami sampai di desa, di sana adalah desa yang kecil tidak ada rumah, hanya ada beberapa tenda dan ada satu Temple yang besar. Anggota tim yang lain pergi ke tenda yang lebih besar dari tenda yang lain dan Aku pergi bersama Wakka “Kau sebaiknya jalan-jalan di desa ini sebelum kita berangkat ke Luca, tetapi sebelum itu apa kau tau tentang Prayer?”. “Apa itu Prayer?” Tanyaku. “Mungkin benar kau terlalu dekat dengan Sin, kau seperti lupa segalanya.”Ujar nya dengan ekspresi kecewa, “Karena di sini kami memberi salam dengan Prayer letakan kedua tangan di depan dada, yang satu di dada, yang satu lagi di perut seperti membuat lingkaran, lalu tundukan kepalamu. Jika seseorang melakukan itu kepadamu kau harus membalasnya dengan cara yang sama. Mengerti?”. “Tentu saja itu mudah.”Jawabku. “Aku harus pergi ke tenda ku, ada yang harus Aku kerjakan, bersenang-senang lah. ”Wakka berkata sambil meninggalkanku dan memberikan sedikit uang untukku. “Bagaimana Aku bisa bersenang-senang di tempat seperti ini? Aku ingin segera ke Luca.” Gumamku. Aku berjalan-jalan memasuki tenda-tenda, yang kutemukan hanya orang-orang desa itu yang tidak kukenal Aku hanya memperkenalkan diri dan langsung keluar dari situ, Aku menemukan seseorang yang berjualan dan Aku hanya membeli beberapa makanan untuk kujadikan cemilan.
Lalu Aku masuk ke sebuah tenda dan di sana ada dua orang pria “Hei, kau siapa? Aku tidak pernah melihatmu.”Tanya seorang dari mereka, “Aku Tidus, Aku baru saja masuk tim besaid Aurochs. Kalian sendiri siapa?”Tanyaku lagi kepada mereka, “Aku Luzzu dan ini Gatta kami adalah pejuang yang melawan Sin, yang sudah lebih dari delapan ratus tahun, Kami Membantu tugas Summoner, seseorang yang melawan Sin.”Jawab Luzzu, “Summoner huh...”Gumamku, “Kalau kau mau informasi lebih lanjut Kau bisa mengunjungi Besaid Temple. ”Usul Gatta. “Baiklah, sampai jumpa lagi.”Jawabku sambil meninggalkan mereka. Setelah dari sana Aku langsung pergi ke Besaid Temple, ternyata Temple itu sangat besar di sana ada seorang Kakek-kakek, “Waw, besar sekali Temple ini.”Gumamku saambil melihat sekeliling, “Apa yang kau cari nak?”tanya kakek tersebut, “Tidak, aku hanya ingin tau apa yang ada di dalam sini dan untuk apa Temple ini?”jawabku kepada kakek itu. “kau pasti pendatang baru, di Temple ini adalah tempat untuk berdoa, dan di tempat ini ada berbagai macam fungsi, kau lihat tangga yang di jaga itu?  Di sana adalah Cloister of Trials di sana Summoner dan guardiannya di uji dengan berbagai macam rintangan, jika mereka dapat melewatinya Summoner dapat berdoa kepada Fayth, roh yang hidup di dalam Aeon agar para Summoner dapat memanggil mereka namun jika Aeon menolak mereka tidak akan dapat memanggil Aeon, di Temple ini ada Aeon Valefor, aeon  penguasa udara, hampir di setiap Temple memiliki Aeon dan ada pula Aeon yang hilang, dan tidak diketahui dimana keberadaannya.”
“Apa itu Aeon?” Ujarku memotong pembicaraan kakek itu. “Aeon adalah monster yang dapat dipanggil oleh summoner untuk membantu perjalanannya untuk melawan Sin.” Jawab Kakek itu, “Lalu ini patung siapa?” tanyaku sambil menunjuk patung yang sepertinya sangat spesial. “Oh, itu patung Summoner Braska, Summoner yang sepuluh tahun lalu mengalahkan Sin, akhirnya kami mendapatkan patung itu, namun dia sekarang sudah meninggal.” Jawab kakek itu. “ Sin pernah dikalahkan sepuluh tahun lalu? Kenapa dia masih hidup?” tanyaku pada Kakek itu. “ Sin tidak bisa mati, dia akan hidup lagi setelah dikalahkan, karena Sin adalah hukuman kepada orang-orang yang menggunakan machina mesin yang dibuat untuk saling menghancurkan.” Ujar Kakek itu dengan tenang.
“ Lalu apa gunanya melawan Sin, baiklah Aku tidak akan ikut campur dengan masalah ini.” Gumamku sambil pergi dari Temple itu, “ Lebih baik Aku menemui Wakka.”. Aku pergi ke tempat Wakka. “ Hai Wakka kapan kita akan pergi ke Luca?” tanyaku pada Wakka. “ Nanti sore kita akan berangkat ke Luca dengan kapal, Sebaiknya kau tidur sekarang, oh iya ini untukmu, ini punya adikku, Aku hanya tidak mau terjadi apa-apa padamu.” Jawab Wakka dengan memberi pedang padaku. “ Terimakasih, pedang yang bagus, Aku akan tidur, bangunkan jika akan berangkat.” Ujarku dengan bersiap tidur. Saat Aku akan tidur kakek dari Temple tadi datang menemui Wakka dan memintanya untuk datang ke Temple. “ Aku akan ke temple kalau kau mencariku kau hanya harus ke sana saja.” Ujar Wakka padaku dengan meninggalkan tenda. “ Ya, terserah kau saja.” Gumamku. Aku tidur, dan Aku bermimpi lagi tentang masa laluku. Aku bermimpi saat Ayahku pergi dan menghilang namun Aku tidak peduli karena ada Ibuku yang masih peduli padaku.
Setelah cukup lama tidur Aku terbangun hari sudah hampir sore dan Wakka belum kembali, Aku pergi ke Temple untuk menanyakan pada Wakka saat sampai di Temple ada banyak orang berkumpul dengan wajah khawatir “ Wakka apa yang terjadi?” tanyaku pada Wakka. “  Sejak tadi Summoner dan para Guardiannya belum keluar dari Cloister of Trials Kami semua khawatir terjadi apa-apa pada mereka.” Jawab Wakka. “ Kalau begitu Kita harus membantu mereka.” Kataku sambil bergegas menuju Cloister of Trials. “ Hei tunggu, selain Summoner dan guardian dilarang ke sana.” Teriak Wakka. Aku tidak menghiraukannya dan langsung masuk.
Saat Aku masuk di sana sepertinya mereka sudah menyelesaikan rintangan yang ada di sana, di sana ada lift tetapi tidak dapat bekerja, Aku memeriksanya ternyata di dekat lift ada lubang berbentuk bola kecil, “ Lubang apa ini?” pikirku. Aku melihat sekeliling dan Aku menemukan kristal berwarna biru berbentuk bulat. Aku mengambilnya “ Kristal yang indah.” Gumamku.  Namun setelah kupikir-pikir bentuk dan ukuran kristal itu sama dengan bentuk yang ada di dekat lift tersebut. Akhirnya aku letakan kristal itu ke lubang dekat lift, dari situ lkeluar garis biru yang bercahaya menuju lift tersebut dan akhirnya lift tersebut dapat digunakan. “ Hei jangan pergi kesana.” Seseorang memanggilku. Ternyata orang itu adalah Wakka “ Kau tidak boleh ke sana karena kau bukan Summoner ataupun Guardian.” Ujar Wakka. “ Aku tidak akan mendengarkanmu kalau kau mau ikut sialkan, jika kau tidak mau ikut menyelamatkan Summoner ini kau hanya harus pergi.” Kataku. “ Baiklah Aku ikut, Aku ikut karena agarkau tidak macam-macam. Ingat itu Tidus.” Kata Wakka. “ Ya, terserah, Aku tidak akan macam-macam.” Jawabku. Kamipun menuruni lift tersebut dan tiba di bawah, kami berjalan di lorong yang kecil dan tiba di sebuah ruangan dan kami bertemu seorang wanita dan makhluk biru yang aneh menjaga pintu yang sepertinya menuju ke ruang Fayth Aku mencoba masuk tetapi dihadang oleh makhluk biru itu. Dan Wakka berbicara pada wanita itu yang sepertinya mereka sudah saling kenal. Aku hanya menunggu...
Setelah lama menunggu akhirnya Summoner keluar dari ruang Fayth, dan “ Apa? Summoner nya adalah wanita yang cantik, kukira semua Summoner adalah seorang laki-laki yang sudah tua.” Pikirku dengan perasaan terkejut. Saat Summoner itu keluar kedua Guardian itu membantunya jalan karena sepertinya Summoner itu sangat lelah. Kami semua keluar dari Temple dan menuju lapangan, entah apa yang akan dilakukannya.
Kami keluar dan Summoner itu berada di tengah lapangan dan orang-orang mengelilinginya. Dia memegang tongkat dan dengan gerakan sedikit menari  dia menembakkan cahaya ke langit dan membelah awan dan tiba-tiba dari sana muncul makhluk sepertii peluru meluncur “ Apa itu?” Gumamku,  saat dekat tanah dia merebahkan sayapnya dan munculah wujud asli Aeon tersebut, kepala burung, dan sayap seperti kupu-kupu. “ Apa?! Summoner dapat memanggil monster sebesar itu?” Ujarku dengan terkejut karena Aeon itu sangat besar namun jika dibandingkan dengan Sin masih sangat jauh. “ Malam ini kita akan merayakan Summoner kita yang baru.” Teriak seseorang. “ Tidus, kita akan berangkat besok pagi, karena hari ini sudah terlalu gelap dan Aku juga akan memperkenalkan kau dengan timku.” Kata Wakka. “ Ya... Baiklah.” Jawabku dengan sedikit kecewa.
Malam harinya kami semua berkumpul membuat api unggun, bersenang-senang dan Aku di perkenalkan dengan semua tim Besaid Aurochs, Wakka bertemu wanita yang tadi bersama Summoner itu, lalu Aku penasaran dengan Summoner yang tadi Aku mencoba menemuinya. “ Hei Aku Tidus anggota baru tim Besaid Aurochs kau siapa?” Tanyaku padanya. “ Namaku Yuna, kau yang tadi berada di dekat ruang Fayth kan? Kenapa kau ada di sana?” Jawabnya dengan senyuman. “ Aku tadi di sana karena menghawatirkan mu, kata Wakka kau dan guardianmu lama tidak keluar- keluar, dan kenapa kau mau menjadi Summoner?” Jawabku. “ Terimakasih sudah menghawatirkanku, Aku menjadi Summoner karena kemauanku sendiri, dan juga untuk melanjutkan tujuan Ayahku Braska, Besok kau akan pergi bersama Wakka? Kalau begitu kita satu kapal.” Jawabnya dengan wajah yang tersenyum. “ Ya baiklah besok kita berangkat bersama ya? Oh  iya Aku ada urusan lain.” Jawabku “ Jadi Braska adalah Ayahnya? Pantas saja.” Pikirku sambil meninggalkannya. Aku bertemu Wakka dan bertanya padanya. “ Wakka, kenapa kau berikan pedang ini padaku?” Tanyaku sambil menunjukan pedang itu. “ Karena Aku tidak ingin kau kenapa-napa dan lagi, kau mirip adkikku.” Jawabnya dengan tersenyum. “ Memang Adikmu kemana?“ Tanyaku padanya. “ Adikku sudah tidak ada, dia dibunuh Sin saat menjadi guardian, oh iya pedang itu ku beri nama Brothersword.” Jawabnya dengan sedikit sedih, “ Makannya setelah pertandingan di Luca Aku akan menjadi Guardian Yuna bersama Lulu, wanita yang kau temui di Temple tadi.” Lanjutnya. “ Jadi begitu.” Pikirku, “ Baiklah Aku akan tidur duluan, selamat malam.” Aku bergegas tidur.
                Pagi harinya kami semua berjalan dari desa menuju pantai untuk naik kapal menuju Luca tapi sebelum itu kami harus ke Kilika terlebih dahulu. Tim Besaid Aurochs sudah duluan ke kapal SS Liki, Aku dan Wakka bersama Yuna dan Lulu sebelum berangkat mereka semua berdoa, tapi “ Di mana makhluk biru yang kemarin itu?” Pikirku Kami melewati air terjun yang cantik, namun tiba-tiba dari atas air terjun makhluk biru itu menyerangku dengan menggunakan tombak, Aku langsung mengeluarkan Brothersword dan menangkis serangannya dia terus menyerang dan Aku tetap menangkisnya, tiba-tiba dia berhenti menyerang dan Yuna berkata “ Dia adalah Kimahri, Guardianku dari Aku masih kecil.”. “ Aneh.” Gumamku. Dan akhirnya Kami sampai di SS Liki dan Kami semua  berangkat menuju Kilika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar